Rabu, 23 Mei 2012

Artxisme

Kalbuku mengiringi desahan cinta sepanjang hidupku, membumbung tinggi rindu raga sepanjang mata memandang angan, tiada ragu sebesar kekuatan kasihku bila disisimu, segalanya adalah hampa, kisah-kisah romantisme ditepi deburnya air laut tatkala senjaku bersabda akan indahnya pasir putih dengan merdunya irama anyelir dan ombak yang menyatu dalam cinta, menemani kelam raga saat rindu kasih putih sejati yang mendiami lorong-lorong hati ini.
Seberkas kisah lalu yang mengukir indah diatas kerajaan cinta, melambai kasih putih dengan mata disaat raga menjadikan diri sebagai hakikat terindah dari setiap kebenaran hakiki yang mendiami tiap-tiap jiwa. Sesaat setelah matahari tertutupi angan, bumipun terpaksa harus buta karena kehilangan mata yang terindah, mata yang menjadi dewa, dewa dari para raja-raja pengendap cinta dan rindu akan kebenaran yang ada pada satu dewa pemberi cahaya kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar